Selamat Datang, Semoga Bermanfaat dan Anda Senang dengan Blog Ini... Thank You

Sejarah Lengkap Lompat Batu ( Hombo Batu ) - Nias


Atraksi Lompat Batu atau dalam bahasa Nias Hombo batu merupakan budaya Nias yang sangat terkenal dan hanya satu-satunya di dunia. Tak heran jika atraksi Hombo Batu merupakan magnet penarik wisatawan ke Nias. Kekaguman masyarakat dunia memang tidak dapat dipungkiri akan kemampuan para pemuda yang mampu melompati batu yang hampir setinggi 2 meter tersebut. Namun banyak juga anggapan yang salah mengenai lompat batu ini.

Pasti pernah mendengar gurauan saudara-saudara kita non Nias yang mengatakan bahwa lompat batu adalah
syarat bagi lelaki untuk bisa menikah. Memang hal itu tidak sepenuhnya salah. Namun tahukah bagaimana sebenarnya asal usul atau sejarah lengkap Lompat Batu Nias ?

Dahulu kala sebelum agama Kristen dan Islam masuk di kepulauan Nias, sering terjadi perang antar desa terutama di Nias Selatan. Perang ini memiliki banyak pemicu seperti untuk memperluas wilayah pemerintahan desa ataupun disebabkan karena pelanggaran norma-norma adat yang merusak hubungan antar kampung. Mengingat situasi geografis yang masih alami pada waktu itu, maka setiap orang yang akan pergi berperang harus dilatih terlebih dahulu tentang bagaimana strategi perang.

Selain itu juga Suku Nias merupakan masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. Kasta : Suku Nias mengenal sistem kasta(12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah "Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari.

Salah satu pelatihan perang yang dilakukan adalah latihan melompat batu, latihan ini bertujuan agar para prajurit itu dapat melompati rintangan apapun di desa musuh, seperti pagar bambu, belukar dan rintangan lainnya. Manfaat bagi yang kalah adalah untuk menyelamatkan diri dengan melompati rintangan-rintangan tersebut dan manfaat bagi yang menang yakni bisa dengan mudah mengejar musuh untuk dimusnahkan.

Itulah sebenarnya fungsi lompat batu pada awalnya. Latihan tersebut pun dilakukan semenjak pemuda masih remaja hingga dewasa, maka lompat batu sekaligus menjadi ajang pelatihan bagi seorang anak Nias untuk mencapai kedewasaan. Atraksi hombo batu ini pun tetap dilestarikan sampai sekarang, hingga menjadi budaya yang hanya ada satu-satunya di dunia.

Kalau dilihat kemampuan seorang pemuda yang dapat melompat batu dengan sempurna, maka ia dianggap telah dewasa dan matang secara fisik. Karena itu hak dan kewajiban sosialnya sebagai orang dewasa sudah bisa dijalankan. Misalnya: menikah, membela kampungnya atau ikut menyerbu desa musuh dsb. Salah satu cara untuk mengukur kedewasaan dan kematangan seorang lelaki adalah dengan melihat kemampuan motorik di atas batu susun setinggi ! 2 meter.

Pada zaman dulu kala, melompat batu merupakan kebutuhan dan persiapan untuk mempertahankan diri dan membela nama kampung. Banyak penyebab konflik dan perang antar kampung. Misalnya: Masalah perbatasan tanah, perempuan dan sengketa lainnya. Hal ini mengundang desa yang satu menyerang desa yang lain, sehingga para prajurit yang ikut dalam penyerangan, harus memiliki ketangkasan melompat untuk menyelamatkan diri. Akan tetapi dahulu, ketika tradisi berburu kepala manusia masih dijalankan, peperangan antar kampung juga sangat sering terjadi. Ketika para pemburu kepala manusia dikejar atau melarikan diri, maka mereka harus mampu melompat pagar atau benteng desa sasaran yang telah dibangun dari batu atau bambu atau dari pohon supaya tidak terperangkap di daerah musuh.

Ketangkasan melompat dibutuhkan karena dahulu setiap desa telah dipagar atau telah membuat benteng pertahanan yang dibuat dari batu, bambu atau bahan lain yang sulit dilewati oleh musuh. Para pemuda yang kembali dengan sukses dalam misi penyerangan desa lain, akan menjadi pahlawan di desanya.

Sekarang ini, sisa dari tradisi lama itu, telah menjadi atraksi pariwisata yang spektakuler, tiada duanya di dunia. Berbagai aksi dan gaya para pelompat ketika sedang mengudara. Ada yang berani menarik pedang, dan ada juga yang menjepit pedangnya dengan gigi.

Para wisatawan tidak puas rasanya kalau belum menyaksikan atraksi ini. Itu juga makanya, para pemuda desa di daerah tujuan wisata telah menjadikan kegiatan dan tradisi ini menjadi aktivitas komersial. Di satu sisi, mereka meminta dan bahkan ada yang setengah memaksa wisatawan untuk menyaksikan atraksi ini, namun di sisi lain mereka tidak mau melompat tanpa dibayar. Bahkan ada juga yang meminta sampai Rp 100.000 hingga Rp 200.000 sekali melompat, tergantung bargaining. Para pelompat telah mempunyai kelompok dan jaringan supaya tidak menjual murah.

Sekarang ini harganya berkisar Rp 50.000 sekali melompat. Namun kalau wisatawan sangat menunjukkan minat dan keinginannya, maka para pelompat pun akhirnya dapat menerima harga yang lebih cukup lumayan.

Terimakasih...Welcome to Nias Island

1 komentar:

  1. maaf numpang tanya, upacara hombo batu kira-kira ada hubungan dengan agama nggak ya .??

    BalasHapus

Berilah Komentar, Dan Berkomentarlah dengan Baik dan Sopan...
Artikel ini telah saya Kunci, kalau Anda membutuhkannya, Silahkan Anda Komentari dan Artikel Ini akan saya Buka Kembali...